Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan |
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies
Baswedan menghentikan kurikulum 2013 bagi sekolah yang baru menerapkannya
selama 1 semester. Keputusan Menteri Anies disambut positif sejumlah guru.
"Kalau yang saya alamin kurikulum 2013 agak ribet ya.
Kadang antara komunikasi saya sebagai guru kalau ikutin cara kurikulum malah
bingungin," kata seorang seorang guru SDN 13 Kramatjati yang enggan
disebutkan namanya ini di acara Peringatan Hari Guru Nasional, Museum Prangko,
TMII, Jakarta Timur, Sabtu (6/12/2014).
Perempuan yang berusia 52 tahun itu mengaku sulit
mengimbangi kurikulum 2013. Menurut dia, keharusan presentasi tanpa pelatihan
kursus guru membuatnya kesulitan.
"Kalau enggak salah kan harus gitu ya. Nah, kita kan
nggak semua ngerti gadget. Mau kita yang simple tapi murid-murid ngerti di
kelas," sebut perempuan berkerudung itu.
Hal senada dikatakan salah seorang guru SLTPN 126, Zakiyah
Ahmad (48). Ia berpendapat penerapan kurikulum 2013 seharusnya disertai dengan
pelatihan para guru. Meski secara content, kurikulum 2013 harus diakui
tujuannya lebih baik dari kurikulum 2006.
"Kalau target, tujuan buat siswa lebih kreatif ya
memang 2013. Tapi, harusnya lebih dibarengin kesiapan guru. Kalau guru siap,
murid enggak kaget," kata guru mata pelajaran Geografi itu.
Dia mencontohkan dalam kurikulum 2013, para siswa
konsekuensinya harus menerima pekerjaan rumah yang lebih banyak. Hal ini untuk
melatih para siswa agar tidak ketinggalan.
"Cara-cara pendekatan juga kreatif seperti presentasi.
Cuma itu harus dibekalin guru yang cakap juga. Ya kalau diubah ada positifnya
juga sih," tuturnya.(*)
Sumber : detik.com