Museum Negeri Jambi


JAMBI - Jika Anda menyukai wisata budaya dan sejarah, maka datang ke Museum Negeri Jambi adalah pilihan yang tepat. Tempat wisata ini berada di Jalan Urip Sumoharjo Nomor 1, Jambi.

Bangunan museum ini dibuat menyerupai Rumah Kajang Lako yang merupakan rumah adat di Jambi. Di sini, Anda bisa menemukan banyak koleksi benda bersejarah dan bernilai seni budaya Jambi dari masa ke masa seperti peralatan berburu, anyaman khas Jambi, batik tenun dengan motif bunga yang khas dan juga binatang yang diawetkan.


Tempat wisata di Jambi ini buka setiap hari Senin sampai Kamis pada pukul 08:00 – 15:00 dan Jumat pada pukul 07:15 – 11.00. Hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional museum ini tutup. Sedangkan biaya masuk museum adalah 3.000 Rupiah untuk dewasa dan 1.000 Rupiah untu anak-anak.(*)

Sekolah di Tanjabtim Kembali Gunakan Kulikulum 2006 (KTSP)


MUARASABAK–Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMA) di Kebupaten Tanjabtim kembali menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006.

Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Kadiknas) Kabupaten Tanjabtim, Heri Widodo,SPd melalui Kasi Kurikulum Dikdas, Refli kemarin menjelaskan, penerapan kembali kurikulum 2006 ini bentuk dukungan dunia pendidikan Kabupaten Tanjabtim terhadap kebijakan pemerintah pusat.

Diperkuat dengan surat edaran dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) No. 179342 tertanggal 6 Desember 2014.Refli mengatakan, pada surat edaran itu terdapat dua keputusan, diantaranya menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah yang baru menerapkan satu semester, yakni sejak tahun ajaran 2014/2015.

Kemudian sekolah itu supaya kembali menggunakan kurikulum 2006. "Poin pertama inilah yang menjadi landasan, kenapa sekolah di Tanjabtim akan kembali menggunakan kurikum 2006," jelas Refli.

Poin kedua, lanjutnya, yakni tetap menerapkan kurikulum 2013 di sekolah yang menerapkan kurikulum tersebut selama tiga semester, yakni sejak tahun ajaran 2013/2014 dan menjadikan sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan kurikulum 2013 tersebut. "Jadi sebenarnya kurikulum 2013 ini bukan dihentikan, saya lihat di beberapa media itu salah. Yang benar adalah direvisi bukan dihentikan," kata Refli.

Lebih lanjut Refli mengatakan, penilaian sistem deskripsi pada kurikulum 2013 lah yang sebenarnya banyak diprotes para guru. Karena menurut guru, penilaian nilai siswa di raport dengan sistem deskripsi ini cukup repot. "Kalau di kurikulum 2006 kan mudah, tinggal memasukan nilai siswa berupa angka. Tapi pada kurikulum 2013 tidak seperti itu, kerjanya lebih repot, inilah sebenarnya yang diprotes guru, dan kenapa guru itu tidak mau menggunakan kurikulum 2013," tandasnya. (*)

Sumber : harianjambi.com


Kicauan yang Menikam


JAMBI - Kicauannya setiap hari bak pisau tajam. Bermanfaat dan menguatkan keyakinan bagi yang memercayainya, tapi menikam dalam bagi yang menyinisinya. Sebuah pilihan yang terbilang berani untuk ‘mengubah’ haluan dari yang semula disimpati kalangan tertentu, lantas kemudian siap dicaci maki.

Beberapa orang bertanya pada saya tentang akorbat teman lama saya itu. Saat jadi jurnalis, ia mendapat hati tersendiri di kalangan islamis. Latarnya saat mahasiswa sebagai pengikut halaqah Tarbiyah dengan cepat teresonansi di kalangan kader sebuah partai Islam. Apalagi kicauannya yang cerdas disertai pula dengan semangat membela agamanya. Nuansa unu amat terasa saat ia menggelitik kekritisan pengikutnya ihwal operasi kontraterorisme yang digelar Densus 88.

Tapi cerita kebersamaan itu terkoyak saat teman tadi mulai ‘nakal’ dalam mengedukasi teman-temannya di satu halaqah. Ketergesaan menilai dan kurang kritisnya kader Tarbiyah celah baginya untuk melakukan edukasi dengan teman yang berbeda. Tema yang justru membuat ia menjadi musuh, atau sekurangnya sasaran prasangka, kader Tarbiyah.

Niatnya ‘meluruskan‘ fakta dan logika, bila dicermati memang mumpuni. Latar interaksi intimnya dengan kalangan telik sandi, baik saat menjadi jurnalis ataupun sekolah pascasarjana, mendukung ke sana. Hanya, nuansa dan bingkai yang terbangun memang tidak lagi seperti bau kentut. Awalnya saya merasa begitu. Bau busuk yang dikeluarkan dari kicauannya yang semula normal bagian dari artikulasi kritik, belakangan—saat menjelang pemilihan presiden—seperti ejawantah sebuah sikap.

Antara sikap atau antek, akhirnya kadung bersemayam di kepala banyak kader kalangan islamis pengikutnya di Twitter. Ia dicurigai begini begitu. Dari pendukung bayaran calon presiden hingga intelijen. Soal mana yang benar, wallahu’alam.

Balik ke bau busuk tadi. Saya coba runutkan kicauannya semata untuk membaca dan melihat peta berpikirnya. Bau yang semula tercium kecil dan wajar belakangan memang kian menggebu. Sesekali bahkan militan. Namun, militansi yang berbeda semasa ia masih dianggap kader sebuah partai islamis. Pertanyaan menyeruak bukan tentang apakah dia berubah atau tidak, melainkan mengapa dan bagaimana dia (mau) berubah? Berubah dengan positioning baru dari yang semula referensi aktivis dakwah menjadi ‘mencerdaskan’ aktivis dakwah.

Dari teman yang mengenalnya, saya mendengar asbab kemungkinan ia berubah. Ia, katanya, semasa jadi jurnalis menyisakan dendam di salah satu pengurus partai yang (dulu) didukungnya. Laporannya soal poligami sang pengurus partai berujung ia dibenci sang politisi dan pengikutnya. Kenaifan dan kebiasaan menilai secara tergesa-gesa politisi dan pengikutnya ini menempatkan ia bak ‘penjahat’. Berawal dari sini, cerita musuh memusuhi pun terjadi. Perlawanan pun ia berikan. Sebuah cara yang menohok ke jantung lemahnya partai: intelektualitas kader.

Karena itu sajakah ia lantas tulus berganti wajah?

Bergantung dari sudut mana menilainya. Bila dilatari prasangka buruk, walau atas nama loyalitas dakwah, hasilnya buruk pula. Ditambah lagi ada lubang pada teman tadi hingga menguatkan prasangka buruk. Tidak lagi bekerja formal, berkuliah S2, harus menghidupi anak dan istri, membuat siapa saja bisa menudingnya dibayar.

Sebaliknya, bila kita menilainya dengan prasangka positif, bahkan cenderung menegasikan perasaan hati kalangan yang menyinisi, hasilnya akan selalu baiklah wajah teman tadi.

Saya mencoba keluar dari pandora kebencian tapi juga tidak menganggap ia selalu mewakili sebagai anjing penjaga (watch dog) yang pasti dan selalu bersih tanpa tendensi. Tinggal dan berinteraksi di Jakarta membuat siapa saja mengubah wajah aslinya.

Jangankan sekadar jurnalis yang masih punya tanggungan keluarga, ustad saja bisa berubah drastis pola pikir dan perilakunya. Postulat ini pun tanpa terkecuali berlaku pada ia. Berubah wajah setelah dimusuhi lantas menudingnya mendapatkan alasan untuk melakukan balasan, memang logis. Hanya, apakah ini satu-satunya sebab, ada baiknya kita tidak masuk dalam perangkap pikiran.

Bagaimanapun juga ia memahami dan mendalamai secara praktis dan teoretis soal intelijen. Keberadaanya selaku jurnalis yang condong bersimpati pada korban salah tembak operasi Densus 88, satu torehan yang dilematis ke depannya. Besar kemungkinan namanya masuk dalam daftar terawasi aparat. Positioning ini ancaman bagi keselamatan diri dan keluarganya.

Bukan kebetulan bila preferensi ideologis calon presiden tertentu menopang kecurigaan ke sana. Sang capres bisa dikatakan ada persilangan ideologis dengan kalangan yang bermain di proyek intelijen dan kontraterorisme. Bila teman tadi masuk sebagai penyuara loyal sang capres, celaka besar. Maka, mengubah wajah adalah cara logis agar ia bisa selamat. Selamat karier, ekonomi, hingga nyawa. Asumsi di atas dengan catatan ia masih memegang idealisme.

Dengan demikian, sejatinya ia hanya sedang berpura-pura membenci calon tertentu. Membenci dengan tetap memberikan edukasi kepada kalangan yang memusuhinya—tapi pernah menjadikannya rujukan di Twitter. Dibandingkan dikerjai aparat, tentu ia sudah menghitung efek dicaci konsisten kalangan pendukung partai islami tertentu.

Persoalannya, dramaturgi ia sampai kapan? Apakah aparat percaya begitu saja? Atau, malah—dan ini sudah kekhawatiran sebagian orang yang pernal mengenal semaca mahasiswa—ia ‘terbeli’. Tidak seratus persen menggadaikan idealisme, mungkin, tapi sebatas menyisakan kerumitasn dan kerusuhan kecil di kalangan pendukung partai dakwah.

Apa pun yang melandasi motifnya berkiprah di jagat kicau, ia sudah dewasa. Ia sudah dibekali pemahaman agama sejak belia, sebagaimana ia piawai menerapkan kejernihan berlogika dalam urusan dukung-mendukung. Ia tentu sudah mengetahui pilihan Ahmad bin Hanbal yang memilih didera rezim daripada berdiplomasi dengan kata-kata. Karena orang-orang akan mengingati apa yang tersurat, dari ucapan dan tindakan; bukan dari isi hati kita.


Mungkin kita sedang berpura-pura untuk sebuah jalan ‘kebaikan’, tapi sebuah pilihan berubah wajah hingga lahirkan kebencian dan penilaian berbeda kiranya tidak perlu diteruskan. Bukan soal benar dan salah; ini soal metode mengoreksi dalam ‘edukasi’ kalangan islaminya ahsan atau tidak. Kadar intelektual mereka boleh jadi payah, tapi tentu ada banyak jalan mengubahnya tanpa harus lahirkan curiga sebagaimana mudahnya kita melafalkan fonem /d/ dan /l/ berurutan di nama diri meski ini taklazim.(*)

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


JAMBI - “Demokrasi telah mati!” seorang berteriak di jalanan, berkeliling-keliling sambil mengibarkan bendera dengan penuh kebencian, kemarahan, dendam dan frustasi!. “RIP demokrasi,” kata kawannya yang lain sambil menshare foto-foto ‘Ingatlah Partai Ini!’, sambil misuh, tak menerima. Demokrasi menjadi jimat dan aji-aji, kebenaran absolut, lupakan sejenak partainya super korup atau tidak, yang penting kalau melawan ‘demokrasi’ ia harus dihabisi.

Demokrasi, ia tak bisa diganggu gugat, menggugat demokrasi ialah haram hukumnya!. Ia adalah fatwa kekal, tak mungkin salah, tak bisa disalahkan, awas sekali-kali melawan demokrasi, Presiden pun fotonya bisa diinjak-injak. Demokrasi ialah mantra sakti. “Semua harus demokratis” Katanya sambil merengek maksa keinginannya dikabulkan karena kalah voting. Baginya, hanya dirinya yang mewakili rakyat dan demokratis. Tak demokratis berarti tak manusiawi, ketinggalan zaman, set back. Demokrasi kini menjadi tujuan akhir dan final, bukan lagi alat, pokoknya begitu, titik!

Yang melawan demokrasi, ia harus kita habisi, “kita bully di twitter”. Lihat saja, mereka, orang-orang yang terpilih via demokrasi, para wakil rakyat, yang telah dipilih rakyat, karena mereka tak sesuai dengan pendapat dirinya, maka para anggota dewan yang terhormat akan dilawan. Mereka yang dipilih rakyat, secara demokratis pun harus dihabisi, karena tak sependapat dengannya yang bisa jadi tidak dikenal warga di kampungnya, karena cuman eksis di FB , Twitter, Instagram doang.

Mereka yang dipilih rakyat adalah penghianat demokrasi!. Sedangkan yang ahlul twitter wal fesbukiyyah, yang dicekoki : oknum pengamat, lembaga asing, media mainstream yang berjibun kepentingan itu ialah rakyat sejati nan demokratis. Sebab, demokrasi baginya hanya urusan ‘memilih langsung’, kebebasan bicara, one man one vote, ‘tok. Pokoknya kalau nggak memilih langsung: #RIPDemokrasi, Demokrasi mati, penghianat demokrasi, hingga umpatan kasar terus terlontar sambil mention-mention.

“’Demokrasi’, ialah harga mati, melebihi apapun!” terkecuali: ketua parpol kami, lurah, camat, CEO, rektor, dll itu nggak perlu ‘demokratis’ amat lah. Keputusan yang diambil oleh orang-orang yang katanya dipilih secara demokratis tak perlu digubris, “karena bertentangan dengan kehendak kami”. Satu suara begitu nyaring, demokrasi di dunia maya yang membiarkan setiap orang berbicara begitu lantang, bebas, begitu individualistik, begitu penuh polemik, kata Plato.

Orang-orang tak lagi percaya para wakil rakyatnya sendiri, partai politiknya, karena semuanya hanya abu-abu, penuh intrik, licik dan plin-plan hanya berkutat hanya pada kekuasaan, kepentingan partai : sebuah ungkapan yang tengah menyeruak.

“Mengapa idealisme dan politik seakan tidak bisa bersatu. Mengapa politik hanya dianggap amal yang lepas dari ilmu, retorika yang tanpa logika. Mengapa politik berarti membangun kekuasaan, bukan peradaban. Padahal kekuasaan hanyalah tahta yang tak berarti tanpa ilmu, moralitas dan tujuan? tanya Dr. Hamid Fahmy Zarkasy dalam Pemimpin.

“Semua itu adalah harga yang harus dibayar dalam sistem demokrasi,” jawab Gordon S Wood dalam The Public Intellectual. Samuel Eliot Morrison dan Harold Laski, sejarawan Amerika percaya bahwa dalam sejarah modern, nggak ada periode yang kaya dengan ide politik yang memberi banyak kontribusi kepada teori politik Barat. “Itu karena kualitas intelektual dalam kehidupan politik masa kini turun drastis. Ide dipisahkan dari kekuasaan,” tambah Gordon gemas.

Kalau Gordon tinggal di Indonesia, mungkin ia akan berkata itulah harga yang harus dibayar oleh sekularisme dan demokrasi liberal. Beruntungnya, Negara ini -awalnya dan harusnya- menolak sekulerisme dan demokrasi liberal. Sambil berbinar-binar, para intelektual cum founding fathers merumuskan bahwa di sini, demokraisi bukanlah bermakna : bebas omong dan one man one vote, yang kini begitu didewakan pendukungnya, namun wisdom (hikmah kebijaksanaan) yang menjadi nilai dan dengan wisdom itulah rakyat dipimpin.

Di sini, harusnya ide tak bercerai dengan kekuasaan, kerakyatan dipimpin hikmah. Sila ke -4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” seharusnya menghancurkan konvensi dan adigium “Berpolitik tidak bisa hitam putih” , ”Politisi boleh bohong tapi tidak boleh salah, ilmuwan tidak boleh bohong tapi boleh salah”. Terbukti dari ide yang diusung partai-partai di masa awal kemerdekaan yang begitu menjadi kebanggaan, bukan intrik dan pragmatisme laiknya sekarang.

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.” Begitu apik dikisahkan dalam Mata Air Keteladanan: Pancasila dalam Perbuatan karya pakar Politik Dr. Yudi Latif, yang mengisahkan bahwa hikmah dan musyawarah merupakan kearifan asli dari negeri ini yang bercecer di pelbagai wilayah. Wisdom dan musyawarah barang langka yang mungkin sulit ditemukan di negeri awalnya ketika demokrasi itu lahirl. Karenanya, di sananya, ia bukanlah lagi dianggap ‘mantra sakti’ ‘kebenaran mutlak’ seperti mungkin di sini. Demokrasi pun tak luput dari kritik para filsuf seperti Plato dan Aristoteles, dll. Rakyat dikuasai kemarahan, “they are free men; the city is full of freedom and liberty of speech, and men in it may do what they like,” kata Plato.

Syahdan, ketika semua orang berbicara, dan geram sambil bersumpah serapah pada mesin yang rusak di sebuah toko di Leicester Inggris, seorang berparas Timur berusaha memperbaikinya, dengan sabar, dan akhirnya tersenyum puas setelah mesin itu kembali normal sambil menyeringai, “ You see! Wisdom always come from the East,” kira-kira begitulah maksud Edward Said dalam Orientalisme tentang hikmah dari Timur.

Goethe (1749-1832) yang asli Barat itu memang mengeluhkan dalam West Oestlicher Divan bahwa pandangan asli Barat yang materialis dan individualis. Sedangkan Timur menjanjikan nilai-nilai kebijaksanaan, karenanya, sastrawan kesohor, Iqbal (1923) dalam Payam – i- Mashriq (pesan dari Timrur) menulis nasihat untuk Goethe.

Raindranath Tagore peraih Hadiah Nobel Sastra dari India membenarkan kata hikmah-bijak (wisdom) memang dari Timur : ‘taklukkan kemarahan dengan kesabaran, kejahatan dengan kebaikan’ juga berasal dari Timur. Berbeda dengan istilah asli Barat, “Kenali musuhmu, vini, vidi, vici, we are the super power, “ kata Tagore.

Timur (orient) dan Barat (occident), mungkin digambarkan kelakar syair Tagore, bahwa wisdom bisa jadi hanya datang dari Timur, seperti tempat terbit matahari, sebaliknya, tempat terbenamnya cahaya berada di Barat. Dan karenanya, wisdomlah yang digali para pendiri negeri ini yang tak hanya ingin merdeka secara territorial, tetapi juga secara ideologi. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”

Hikmah, ia bukan personal, bukan Presiden, bukan anggota dewan yang terhormat, bukan juga anggota DPRD. “Hikmat adalah suatu kondisi kejiwaan dan dalam sila ini dikatikan dengan sikap dalam bermusyawarah dan menentukan kebijakan. Artinya sistem permusyawaratan dan perwakilan dalam bernegara di Indonesai ini mestinya dipimpin oleh moralitas yang tinggi.” kata Dr. Hamid Fahmy Zarkasy dalam Hikmah.

Lanjutnya, dalam bahasa umum hikmah dipahami sebagai kebijaksanaan atau bijaksana (wisdom). Dalam al-Qur’an terdapat perintah untuk berdakwah dengan bijaksana (bi al-hikmah). Karenanya, orang yang memutuskan perkara dengan hikmah, ia disebut hakim. Ikhwanussafa menjelaskan orang yang memiliki hikmah atau “al-hakim” adalah yang perbuatannya dapat dipertanggung jawabkan; kerjanya tekun, perkataannya benar, moralnya baik, pendapatnya betul, amalnya bersih dan ilmunya benar, yaitu ilmu tentang segala sesuatu.

Hikmah juga berkaitan dengan berfikir yang logis dan mendalam. Karena itu Ibn Rusyd menterjemahkan “hikmah” dengan filsafat dan hakim dengan filosof. Istilah hikmah asli dari al-Qur’an dan disebut sebanyak 20 kali. Menurut al-Ghazzali hikmah adalah salah satu dari unsur akhlaq mulia selain keberanian, kejujuran dan keadilan. Maka berakhlaq mulia dalam Islam itu bukan sekedar berperilaku baik, tapi juga berilmu tentang kebaikan, bersikap berani menyatakan kebenaran, berlaku adil terhadap segala sesuatu alias tidak zalim.

Agar memiliki hikmah, keberanian, kejujuran dan keadilan diperlukan ilmu. Sebab berani dan adil tanpa ilmu bisa salah jalan alias sesat. Orang berilmu yang tidak jujur, ilmunya tidak manfaat. Demikian pula kekuatan dan manfaat ilmu dapat dilihat ketika seseorang itu dapat membedakan antara kejujuran dan kebohongan, antara haq dan batil, antara baik dan buruk. Jadi hikmah menurut al-Ghazzali adalah keadaan kejiwaan seseorang yang dapat mengetahui yang baik dari yang buruk benar dalam segala perbuatan. (Ihya III, hal.54). Ibn Arabi dalam Futuhat juga berpendapat sama. ( Hamid Fahmy Zarkasy: 2011)

Ungkapan Gordon di awal boleh jadi benar, bahwa kualitas (ilmu) intelektual dan spiritual dalam politik seakan tidak lagi dilibatkan. “Sebenarnya, yang mendirikan dan membangun negara itu adalah para intelektual” kata Zia Ul Haq (Presiden Pakistan silam) Mungkin Zia terinspirasi bukan dari para politisi, tapi dari para intelektual seperti Mohammad Iqbal, Abul Ala Al Maududi, Amir Ali, Syed Ahmad kan yang mempelopori kemerdekaan Pakistan.

Pun dengan inspirator negeri tetangganya (India) dari penjajahan Inggris seperti Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Jawaherul Nehru dan lain-lain. Boleh jadi, negeri ini pun begitu. HOS Tjokroaminoto adalah inspirator Soekarno dan lainnya. Agus Salim, Hamka, Natsir, Wahid Hasyim, M Yamin, Ki Hajar Dewantoro, hingga Hatta yang semuanya bukan politikus murni, tapi intelektual yang bervisi politik.

Ayn Rand dalam For the New Intellectual menjuluki mereka, sebagai thinkers who were also men of action. Dengan intelektualitasnya, diharapkan menjadi dasar dari ‘hikmah’. Ilmunya menjadi bekal amal. Itulah al Hakim (orang berhikmah). Al-Ghazzali menambahkan al-hakim adalah orang yang jiwanya memiliki kekuatan mengontrol dirinya sendiri (tamakkun) dalam soal keimanan, akhlak dan dalam berbicara. Jika kekuatan ini terbentuk maka akan diperoleh buah dari hikmah, sebab hikmah itu adalah inti dari akhlak mulia.

Cerdas memang, para intelektual cum pendiri negeri ini. “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan” menggambarkan sebuah sistem yang seharusnya hanya orang-oang yang “hakim” saja yang bisa memimpin rakyat.

Berbeda dengan semangat kemarahan, semangat hikmah memandang perbedaan pendapat tak harus dieksekusi dengan dendam kesumat karena ‘kalah’, sambil geram membagi sana sini ‘RIP Demokrasi’. Terus berteriak, memaksakan pendapat pribadi, tak sadar telah menjadi tiran, tirani demokrasi!. “Kematian demokrasi” yang digadang-gadang dibunuh oleh pengusungnya sendiri, suicide democracy! Tragis!

Sebaliknya, duduk bersama, meracik perbedaan, berpikir kolektif dalam sebuah majelis, seakan mengulang romantimse masa silam ketika sembilan orang berwibawa mengajukan dasar Negara tanggal 22 Juni 1945 dan disepakati 62 anak negeri, hingga ketika sehari setelah kemerdekaan negeri ini (18 Agustus), baru saja negeri ini memiliki Presiden dan Wakil Presiden yang ‘hanya’ disetujui 21 orang perwakilan.

Atau bisa juga kembali mengingat saat tahun 1955, ketika setiap orang pun memberikan suaranya secara langsung namun orang-orang yang disodorkan ialah para intelektual dan orang-orang terbaik dari Partai yang berbasis ide. Sekarang, pertanyaan terlontar kepada partai politik, akankah mereka memberikan rakyat pilihan para ahli hikmah yang akan diajukan sehingga rakyat tak menerima ‘begitu saja’ apa yang disodorkan?


Sebab, jika para ahli hikmah memimpin negeri ini, maka keadilan sosial takkan menunggu waktu, seperti ungkapan Lisan al-Din al-Khatib, ulama abad ke 14, dalam kitab Raudat al-Ta’rif memahami bahwa hikmah seperti keadilan. Walhasil, keberkahan dipastikan akan mengalir di negeri ini. Sebab al-Qur’an sendiri menjamin, “Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak….” (al-Qur’an 2:269) Wallahua’lam.(*)

Sumber : islampos.com

Masuk SMP di Kerinci Harus Bisa Ngaji


KERINCI - Bupati Kerinci Adirozal sepertinya benar-benar ingin menerapkan persyaratan masuk ke Sekolah menengah pertama bagi Muris SD harus bisa baca alquran, dipastikan berlaku mulai 2015 mendatang.

Bupati Kerinci kembali mengingatkan para Murid Sekolah dasar untuk mau belajar baca alquran karena mulai tahun 2015 syarat untuk melanjutkan ke sekolah SMP harus bisa baca alquran dan itu di Buktikan dengan sertifikat.

"Saya ingatkan kepada masyarakat Kerinci khusus murid SD bahwa sarat masuk SMP harus bisa baca alquran dan itu dibuktikan dengan sertifikat khatam alquran," ujarnya kemarin.

Pernyataan tegas ini disampaikan Bupati Kerinci saat menutup MTQ tingkat Kabupaten Kerinci ke 45 di Kecamatan Depati VII kemarin. Bupati berharap masyarakat Kabupaten Kerinci untuk menggalakkan baca alquran ditengah masyarakat dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kita harus tanam nilai ke Islaman sejak dari dini, oleh karena itu anak-anak kerinci harus bisa baca Alquran, dan bisa dilaksanakana dalam kehidupan sehari-hari,"jelasnya


Keinginan Bupati Kerinci meninginkan anak-anak SD untuk bisa baca alquran bahkan sebagai syarat bisa masuk SMP disambut baik masyarakat Kerinci. 

"Salah seorang warga dilokasi MTQ mengatakan kita setuju kalau syarat masuk SMP itu harus bisa baca alquran," ucapnya. (*)

Sumber : harianjambi.com

Anies Baswedan Hentikan Kurikulum 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan

JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menghentikan kurikulum 2013 bagi sekolah yang baru menerapkannya selama 1 semester. Keputusan Menteri Anies disambut positif sejumlah guru.

"Kalau yang saya alamin kurikulum 2013 agak ribet ya. Kadang antara komunikasi saya sebagai guru kalau ikutin cara kurikulum malah bingungin," kata seorang seorang guru SDN 13 Kramatjati yang enggan disebutkan namanya ini di acara Peringatan Hari Guru Nasional, Museum Prangko, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (6/12/2014).

Perempuan yang berusia 52 tahun itu mengaku sulit mengimbangi kurikulum 2013. Menurut dia, keharusan presentasi tanpa pelatihan kursus guru membuatnya kesulitan.

"Kalau enggak salah kan harus gitu ya. Nah, kita kan nggak semua ngerti gadget. Mau kita yang simple tapi murid-murid ngerti di kelas," sebut perempuan berkerudung itu.

Hal senada dikatakan salah seorang guru SLTPN 126, Zakiyah Ahmad (48). Ia berpendapat penerapan kurikulum 2013 seharusnya disertai dengan pelatihan para guru. Meski secara content, kurikulum 2013 harus diakui tujuannya lebih baik dari kurikulum 2006.

"Kalau target, tujuan buat siswa lebih kreatif ya memang 2013. Tapi, harusnya lebih dibarengin kesiapan guru. Kalau guru siap, murid enggak kaget," kata guru mata pelajaran Geografi itu.
Dia mencontohkan dalam kurikulum 2013, para siswa konsekuensinya harus menerima pekerjaan rumah yang lebih banyak. Hal ini untuk melatih para siswa agar tidak ketinggalan.

"Cara-cara pendekatan juga kreatif seperti presentasi. Cuma itu harus dibekalin guru yang cakap juga. Ya kalau diubah ada positifnya juga sih," tuturnya.(*)

Sumber : detik.com


Hambali Furnawan, Dosen Pendidik Mahasiswa yang Penuh Tanggungjawab

Dosen STMIK Nurdin Hamzah, Hambali Furnawan, ST

JAMBI - Menggeluti profesi sebagai Dosen tentunya tak terlepas dari pergaulan dengan mahasiswa. Namun tak semua Dosen memiliki rasa tanggungjawab penuh sebagai tenaga pendidik bagi mahasisnwanya. Tetapi lain halnya dengan  Hambali Furnawan ST, Dosen STMIK Nurdin Hamzah Jambi. Dirinya menggeluti profesinya dengan penuh tanggungjawab serta selalu beradabtasi dengan lingkungan sekitarnya.

Sosok Hambali Furnawan ST tak asing lagi bagi Mahasiswa STMIK Nurdin Hamzah Jambi. Dosen yang terkenal penyabar dalam mendidik ini merupakan Dosen tetap Jurusan Teknik Informatika. 

Kesehariannya cukup sederhana dan penuh sapa kepada mahasiswanya. Hambali Furnawan ini boleh dikatakan sebagai dosen panutan dalam mengajar. Ayah dari dua anak ini memiliki sosok yang sabar dalam mendidik mahasiswanya.

Senyum khas dan canda gurau yang dia miliki membuat rekan-rekan dosen dan mahasiswa segan akan sosok pribadinya. Dirinya juga membimbing mahasiswa dengan penuh rasa tanggung jawab.

Guna mendekatkan diri dengan lingkungannya, Hambali Furnawan tak segan-segan ikut bermain futsal yang juga merupakan hobinya. Lewat main futsal itu, dia bisa berinteraksi sosial dan berbaur dengan masyarakat.

Lewat kegiatan futsal pula, Hambali beradaptasi bersama komunitas / club olahraga. Karena menurutnya dimana ada komunitas disitu ada rasa sosialnya.

Selain itu, Hambali mengaku paling suka bermain futsal dan golf kalau ada waktu luang. Hambali berharap, untuk STMIK Nurdin Hamzah dan mahasiwanya tetap jaya lah! “Lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran,” ujarnya baru-baru ini kepada harianjambi.com.

Sedangkan harapan untuk alumni STMIK Nurdin Hamzah Jambi, Hambali berpesan agar sama sama membangun wadah khusus alumni sehingga dapat membuat kontribusi untuk alumni dan masyarakat.

Selama menjadi dosen, Hambali juga memiliki suka duka terhadap mahasiwanya. Dia banyak menemukan latar belakang dan karakter yang berbeda terhadap mahasiswanya. Sehingga membuat Hambali banyak belajar dari mereka. “Jadi intinya kita belajar, mahasiswa pun juga belajar, dan tidak ada saling menggurui,” katanya.


Menurut Hambali Furnawan, yang paling berkesan baginya adalah pergaulan sehaja dengan mahasiswa dengan ragam latar belakang yang berbeda. “Walapaun kita bukan berasal dari kampus yang notabenenya yang lulusan nya terseleksi, tetapi di situ kita banyak menemukan latar belakang mahasiwa dari sesi financial, maupun asal dari mahasiswanya tersebut. Disitupun kita banyak menemukan mahasiswa yang berpotensi di bidangnya,” ujarnya.(*)

Sumber : harianjambi.com

Asrinya Hutan Pinus di Kota Jambi


JAMBI - Sebuah taman dengan nuansa alam hutan buatan di daerah Kenali Bawah yang dikenal dengan Taman Hutan Kenali menawarkan suasana lain. Dengan luas lahan ± 10 ha, kita dapat menikmati indahnya alam hutan Pinus yang beralamat di Jl Jambi-Palembang Km 11 Kenali Asam. Selain pohon pinus, disini juga terdapat beberapa jenis pohon yang cukup sulit untuk ditemui didaerah lain seperti pohon Bulian, pohon Gaharu dan pohon Tembesu. Taman ini awalnya adalah tempat pembudidayaan tanaman Pinus, yang mulai dibangun pada tahun 1964 dan kemudian berkembang menjadi taman. taman ini sering dikunjungi oleh pelajar dan mahasiswa. Biasanya mereka berkemah atau hanya ingin liburan. Sembari belajar mengenal pohon yang memang cukup sulit ditemui. Sebagian tanaman yang dibudidayakan disini merupakan tanaman khas dari propinsi Jambi, salah satunya adalah pohon Bulian.

“Taman ini juga pernah dikunjungi oleh Gubernur Jambi, Pangdam Sriwijaya dan beberapa menteri. Bahkan ibu Megawati saat menjabat sebagai Wakil Presiden juga turut serta menanam salah pohon di taman hutan pinus ini,Untuk berjalan mengelilingi taman, kita dapat mengikuti jalan setapak yang memang dibuat untuk memanjakan pengunjung. Namun karena lahan taman ini luas, maka cukup menghabiskan banyak tenaga. Oleh karena itu, membawa bekal makanan dan minuman adalah penting diperhatikan. Dan kita dapat beristirahat di pondok-pondok kecil yang disediakan oleh pengelola, sambil menikmati sejuknya suasana taman. “Tapi ingat, jangan buang sampah sembarangan.


Selain berwisata, pengunjung biasanya menjadikan taman hutan ini untuk foto prawedding. Memang cukup menarik, karena Taman Hutan Kenali ini dikelola dengan baik. Kebersihan di Taman ini juga sangat diperhatikan. Bagi pengunjung yang ingin berkemah, dilarang menghidupkan api unggun di tempat sembarangan. Pihak pengelola menyediakan tong untuk menghidupkan api unggun. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran. aman Hutan Kenali merupakan kawasan wisata yang terletak disebelah selatan Kota Jambi. Hanya perlu waktu sekitar 15 menit dari pusat kota. Untuk masuk ke kawasan taman ini, pengunjung diwajibkan membayar retribusi sebesar Rp. 2500,- per orang.(*)

Ujung Jabung Merupakan Mimpi yang jadi nyata


JAMBI - Sungai Itik Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Humas Provinsi Jambi) - Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan, hasil kerja keras Pemerintah Provinsi Jambi dan para Gubernur terdahulu baru sekarang bisa menjadi kenyataan. apa yang diharapkan Masyarakat Provinsi Jambi Khususnya masyarakat ujung jabung, bagaikan Mimpi jadi kenyataan, hal demikian dikatakannya, Saat Ground Breaking Pembangunan Pelabuhan Laut Ujung Jabung oleh Gubernur Jambi dan Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI Ir. Adolf R Tambunan bertempat di-Sungai Itik Kecamatan Sadu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kamis (20-11).

Gubernur jambi dalam sambutannya menyampaikan, perencanaan pelabuhan ujung jabung ini sudah dipikirkan dan diperjuangkan dari Zaman Gubernur sebelumnya yaitu," Bapak Mashun sofoan, Abdurrahman soyoeti dan Zulkifli Nurdin, dari perjuangan inilah terus Kita lakukan dengan bantuan teman-teman anggota DPR RI dapil jambi serta putra jambi yang berada dijakarta, ini terus dilakukan pembicaraan, sehingga terwujudnya Pemandangan Tiang pertama Pembangunannya hari ini," ujar HBA.
Dikatakan HBA, Jambi tidak akan mukin maju dan tidak bisa bersaing dengan provinsi lain, tampa adanya pelabuhan samudera.

Gubernur juga mengatakan, dalam upaya merealisasikan pembangunan pelabuhan ujung jabung, pemerintah provinsi jambi telah membebaskan lebih kurang 100 ha dari 200 ha lahan untuk kawasan pelabuhan ujung jabung," disamping pemerintah Kabupaten turut membantu pembebasan lahan juga untuk akses jalan kepelabuhan masih dalam proses penyelesaian, disamping itu secara simultan juga dilakukan pembukaan dan pembangunan jalan akses sepanjang 43 Km dari desa simpang menuju ujung jabung," jelas Gubernur.

Selain itu Gubernur juga menjelaskan, ujung jabung juga akan menjadi bagian integral dari upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros Maritim dunia." Letak pelabuhan ujung jabung yang sangat strategis menghadap laut cina selatan, berada dalam jalur laut kepulauan indonesia 1 dan jalur perdaganga internasional di kawasan segitiga pertumbuhan dunia, bersama pelabuhan-pelabuhan lainnya dipesisir sumatra, akan menjadi salah satu kekuatan utama dalam pengembangan poros maritim, khususnya di wilayah barat Indonesia." jelas Gubernur
Ditambahkan Gubernur HBA, disamping pembangunan pelabuhan ujung jabung juga akan dibangun Pabrik besi baja yang ada diujung jabung dengan telah ditelitinya sumber besi yang berkerja sama dari Beijing RRC Fuhai Group.

Sementara Itu Direktur Pelabuhan dan Pengerukan dinjen Perhubungan Laut RI Ir. Adolf R Tambunan menyampaikan, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, pemerintah perlu mengembangkan jalur perekonomian bagi masyarakat dengan cara membuka akses baru pelabuhan ujung jabung yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi diprovinsi jambi. Disamping itu pemerintah Pusat telah siap membantu Pembangunan ujung jabung.

Pada kesempatan yang sama Bupati Tanjung Jabung Timur H. Zumi Zola Zulkifli Menyampaikan. Masyrakat ujung jabung sudah lama sekali mendambakan pelabuhan yang akan dibangun, diharapkan bisa merubah perekonomian masyrakat, bisa lebih baik lagi. Disamping pemerintah Kabupaten Tanjung jabung timur sangat mendukung penuh pembangunan samudra ujung jabung.
Dikatakan Bupati Kabupaten Tanjab tim telah mencadangkan 4200 hektar lahan, yang termasuk pembangunan listrik dan jembatan nipah panjang dan sadu.

Usai pembukaan dilanjutkan Peninjauan Lokasi Pembangunan Pelabuhan ujung jabung dan Penyerahan Pemotongan kerbau kepada Tokoh Masyarakat Desa sungai itik.

Turut serta pada kesempatan Ini Anggota Forkompimda Provinsi Jambi Kepala Dinas Provinsi Jambi Yang terkait, sekda Kabupaten Tanjung Jabung Timur Sudirman, anggota Forkompimda Kabupaten Tanjung Jabung Timur para Kepala SKPD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Camat, serta Para tokoh masyarakat dan para undangan lainnya.(*)

Sumber : jambiprov.go.id

Panggung Kajang Leko, Rumah Adat Orang Jambi


JAMBI - Jambi merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Kota Jambi terbentuk ketika Kerajaan Melayu Jambi berdiri sekitar abad XVII. Terletak di sekitar tepian Sungai Batanghari, Jambi dibentuk dari berbagai kebudayaan yang berasal dari berbagai etnik, strata sosial, ekonomi, dll yang dapat dilihat dari bangunan dan suasana tepi sungai.

Pada tahun 70an, Gubernur Jambi pernah mengadakan sayembara "Sepucuk Jambi Sembilan Rumah" untuk mencari rumah adat yang menjadi jati diri daerah Jambi. Dari hasil Sayembara tersebut, yang dipilih dan dijadikan sebagai rumah adat jambi adalah Rumah Panggung Kajang Leko.

Rumah Panggung Kajang Leko merupakan konsep arsitektur dari Marga Bathin. Hingga sekarang orang Bathin tetap mempertahankan adat istiadat yang ditinggalkan oleh pendahulu mereka, bahkan peninggalan Kajang Leko pun masih dapat dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan hingga kini. Salah satu perkampungan Bathin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang.

Rumah Panggung Kajang Leko memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran kurang lebih 12 meter x 9 meter. Keunikannya terletak pada struktur konstruksi & seni ukiran yang menghiasi bangunan.

Konstruksi bubungan atap rumah dinamakan "gajah mabuk" diambil dari cerita nama si pembuat rumah yang mebuk cinta namun tidak disetujui. Bubungan tersebut dibuat melengkung ke atas menyerupai perahu dinamakan "jerambah" atau "lipat kajang" dengan atap bagian atas dinamakan kasau, terbuat dari anyaman ijuk yang dilipat dua untuk mencegah air masuk ke dalam rumah.

Pada langit-langit rumah terdapat pemisah/pembatas yang dinamai "tebar layar" yang berfungsi untuk menahan rembesan tepias air hujan. Ruang diantara layar tebar dan atap biasanya difungsikan untuk menyimpan peralatan. sedangkan di bagian tepi, dinding rumah terbuat dari kayu yang dihiasi dengan ukiran.

Pintu rumah kajang leko ada tiga macam yaitu: pintu tegak, pintu masidinding, dan pintu balik melintang.

Rumah Panggung Kajang Lako memiliki 30 tiang yang terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang palamban.


Rumah Panggung Kajang Leko adalah salah satu bentuk pengejawantahan cita rasa seni, budaya, dan keyakinan masyarakat Jambi yang tersirat mulai dari bentuk bangunan, fungsi ruangan, seni ukiran, dll. (*)

Nasi Minyak, Nasih Khasnya Orang Jambi


JAMBI - Nasi minyak ini makanan khas Jambi  berupa beras yang dimasak bersama susu, saos tomat, minyak samin dan rempah-rempah seperti jahe, jintan manis, jintan putih, kayu manis dan cengkih.

Wow, banyak sekali, ya, bahan untuk membuat nasi minyak. Nasi yang bentuknya mirip nasi kuning ini banyak dipengaruhi oleh masakan Arab yang sering menggunakan bumbu jintan, kayu manis dan cengkih.

Nasi minyak selalu ada saat acara-acara khusus seperti, pesta pernikahan, cukuran anak, dan menjadi hidangan yang tak boleh dilewatkan.

Nah, nasi minyak  itu paling enak kalau disantap dengan kari sapi atau ayam. Supaya tidak menimbulkan rasa enek , jangan lupa sediakan tambahan berupa acar timun, sambal nanas, kerupuk udang dan taburan bawang goreng. Nyam-nyam, komplit, deh rasanya!


Oh, iya, makan nasi minyak itu enaknya saat masih hangat atau baru matang. Aroma gurihnya pun masih tercium. Sedap! Siapa yang mau.(*)

Tari Inai, Tarian Melayu Jambi


JAMBI - Tari inai dalam konteks upacara adat perkawinan melayu di jambi khususnya di kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu di kuala jambi desa teluk majelis, gerak tari inai adalah gerakan berpola, yang diambil dari gerak-gerak silat, yaitu salah satu seni bela diri dalam kebudayaan Melayu.

Terdiri dari gerak pembuka, isi, dan penutup. Pola lantainya bebas dan variatif. Musik iringan yang digunakan adalah ensambel yang terdiri dari: biola dan akordion yang membawa melodi secara heterofoni, ditambah satu gendang ronggeng yang membawa rentak musik. Lagu dan rentak yang digunakan disebut patam-patam. Fungsi tari inai yang utama adalah sebagai eksprtesi ritual yaitu menjaga calon mepelai wanita dari gangguan-gangguan supernatural yang berasal dari manusia atau makhluk halus. Selain itu fungsinya adalah sebagai ungkapan estetik, hiburan, dan juga ekonomis.

Dalam upacara pernikahan masyarakat Melayu, pada umumnya malam berinai digunakan untuk berkumpul dengan semua keluarga dan teman-teman terdekatnya sebagai tanda melepas masa lajangnya untuk terakhir kalinya. Dahulu malam berinai dapat dilakukan selama tiga malam yakni: malam pertama disebut malam inai curi, dimana pengantin diberi inai1 oleh teman-temannya sewaktu ia tidur sehingga tidak ketahuan. Malam kedua disebut malam inai kecil, pengantin wanita dihiasi, didandani dan didudukkan di atas pelaminan yang dihadiri oleh sanak keluarga, tetangga, dan kerabat untuk ditepungtawari. Lalu dilanjutkan dengan inai besar, terlebih dahulu tari inai ditampilkan dan tarian Melayu lainnya.

kemudian pengantin wanita dipasangkan inai pada kuku jari-jari tangan dan kakinya oleh karena faktor waktu dan dana yang terkadang menjadi kendala, sehingga malam berinai hanya dilakukan satu malam sebelum keesokan harinya melakukan akad nikah. Kesenian
inai adalah merupakan seni pertunjukan yang melibatkan tari dan musik.

Tarian ini biasanya hanya dilakukan di rumah pengantin wanita saja, sedangkan di rumah pengantin pria tidak dilakukan upacara malam berinai. Hanya saja inai dihantar dari rumah pengantin wanita kerumah si calon pengantin pria dan menurut adat diadakan tepung tawar kemudian dilanjutkan pemasangan inai ke kuku jari-jari tangan dan kakinya oleh keluarga dan temanteman dekatnya.

Gerakan tari inai yang dilakukan merupakan kombinasi dari gerak-gerak hewan ataukejadian-kejadian alam, sehingga gerakannya hampir menyerupai gerakan silat. Pada dasarnya alat-alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi Tari inai ini adalah sebuah serunai Melayu yang berfungsi sebagai pembawa melodi, satu atau dua buah gendang Melayu satu muka (gendang ronggeng), dan sebuah gong.

Rentak musik yang disajikan berdasarkan irama musik silat seperti yang telah diketahui bahwa musik dari Melayu Batang Kuis yang selalu digunakan adalah musik Melayu yang berirama dan bertajuk patam-patam. Namun dari hasil pengamatan di lapangan, alat-alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tari hiburan Melayu adalah sebuah biola,sebuah gendang ronggeng dan keyboard, sedangkan alat musik untuk mengiringi tari Inai adalah sebuah gendang ronggeng sebagai rentak atau tempo dan satu buah biola sebagai pembawa melodi.

Hal itu dipengaruhi karena adanya perubahan dalam penggunaan alat musik, akan tetapi musik yang digunakan dalam penyajian tari inai tetap patam-patam. Fungsi tari inai yang dilakukan pada saat upacara malam berinai yang merupakan salah satu upacara adat Melayu. Tari inai adalah tari yang difungsikan pada malam berinai yang mempunyai makna simbolis dan pengintegrasian masyarakat terhadap keluarga yang menggunakan acara malam berinai.

Penari inai memakai busana adat Melayu. Kepala ditutup dengan memakai peci dan mengenakan baju baju Gunting Cina atau baju Kecak Musang dan celana panjang longgar kemudian, memakai. Sesamping yaitu kain sarung atau songket yang dibentuk segitiga atau sejajar dan diikatkan ke pinggang tepatnya di atas lutut. Properti yang digunakan pada tarian berfungsi sebagai pelengkap saja atau juga sebagai alat pendukung gerak tari tersebut, properti juga sering dipakai sebagai nama, judul dari sebuah tarian, misalnya properti payung untuk tari payung, properti piring untuk tari tari keris, dan lain-lainnya.(*)

Prosesi Wisuda STMIK Nurdin Hamzah Jambi Tahun Akademik 2014/2015

Wisudawan Teknik Informatika foto bersama Dosen - dosen tercinta STMIK Nurdin Hamzah Jambi
JAMBI - Suasana kebahagiaan yang mengelilingi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nurdin Hamzah Jambi (STMIKNH) , pada hari Rabu (12/11) . Bagaimana tidak? Sejumlah 245 lulusan yang terdiri dari 130 lulusan dari Jurusan Sistem Informasi, 99 lulusan Teknik Informatika, dan 16 lulusan Jurusan Manajemen Informasi yang telah berhasil meraih gelar Sarjana dan Diploma setelah menyelesaikan studi mereka di STMIK Nurdin Hamzah Jambi 

Wisudawan Teknik Informatika

Dengan wajah yang cerah, para lulusan dan keluarganya memasuki Gedung Abadi Convention Center Jambi untuk menghadiri Upacara Wisuda Program sarjana dan Diploma. 

Wisudawan yang berpose dengan Dosen Tercinta Ibu Reny Wahyuning Astuti, S.Kom, M.Kom STMIK Nurdin Hamzah Jambi

Dimulai dengan sambutan dari Ketua, Sum Indra, SE, MMSi, mengumumkan 5 lulusan yang memperoleh IPK cumlaude dan lulusan dengan masa studi tercepat. Di antara 5 lulusan yang mencapai IPK tinggi, adalah Letty yang meraih IPK Tertinggi 3,88, dan Indra Kusuma yang meraih IPK  3,85.(*)

Menikmati Indahnya Gunung Masurai Jambi

Gunung Masurai

JAMBI - Gunung Masurai (2935 mdpl) terletak di Provinsi Jambi Kabupaten Merangin dan mencakup 3 Kecamatan yaitu Kecamatam Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang. Gunung Masurai berada dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Menurut cerita rakyat di kaki Gunung Masurai, nama Masurai berasal dari dua kata yaitu emas dan terurai, jadi penduduk di kaki gunung melihat emas terurai yang berkilauan di puncak gunung sehingga mereka menyebut gunung itu Gunung Masurai.
Gunung Masurai termasuk dalam kategori Sleeping Mountain atau gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung Masurai mempunya tiga puncak, Puncak Satu, Puncak Utama dan Puncak Lancip. Di Gunung Masurai juga terdapat 2 danau vulkani yaitu Danau Kumbang 2539 mdpl dan Danau Maboek 2533 mdpl, gunung ini memiliki udara yang sejuk. Bagi wisatawan yang menyukai tantangan alam, objekwisata Gunung Masurai menawarkan keindahan alam sekaligus sebagai tempat olah raga mendaki gunung.
Trip dari kota Bangko - Sungai Lalang ± 2 jam perjalanan mengunanakan Travel dengan biaya Rp.60.000,-
Sungai Lalang - Shleter 1 ±  2 jam
Shelter 1 - Puncak Danau Kumbang ± 2 jam
Puncak Danau Kumbang - Danau Kumbang ± 1/2 jam

Puncak Danau Kumbang - Top Masurai ± 2 jam (*)

Wisata Geopark Merangin Yang Menuju Warisan Dunia

Geopark Merangin
JAMBI - Kabupaten Merangin yang berada di provinsi Jambi menyimpan banyak kekayaan alam baik itu berupa komoditas tambang maupun bentang alam . Sebagian dari kekayaan alam tersebut sangat special, karena memiliki keunikan yang sangat jarang di temukan di daerah lain di muka bumi ini.
Saat ini lokasi Flora Jambi berada didalam pengaruh tektonik Busur Sumetera yang Aktif. Dan Sepanjang pembentukan Busur Sumetera dari waktu ke waktu, sangat jarang ditemukan proses seperti yang demikian disebutkan di atas. Tentu saja hal ini bisa di manfaatkan sebagai kajian untuk mengetahui evolusi Pulau Sumatera, dengan menjadikan kawasan ini sebagai bukti sejarah yang sangat penting terhadap evolusi Bumi secara Global.
Perjalanan menyusuri sungai Merangin rute Air Batu – Teluk wang, merupakan sebuah perjalanan yang akan membawa kita kedalam nuansa gunung api yang sangat kental. Dimana sepanjang rute tersebut dapat dengan mudah kita temukan singkapan dengan ciri – ciri yang sangat identik dengan endapan hasil dari letusan gunung api, dimana yang mendominasi adalah piroklastik. Sekurang – kurangnya terjadi lima kali periode letusan dengan rentang waktu yang cukup panjang. 

Diawali dengan satuan batuan andesit di dusun Air Batu, dan di akhiri dengan satuan konglomerat di Teluk Wang. Dan di antaranya merupakan keunikan dari beberapa tipe lingkungan pengendapan dengan satuan batuannya merupakan endapan piroklastik. Araucaryoxylon berada pada lapisan karbonan hasil dari endapan danau air tawar, dan dengan selaras menindih aliran piroklastik ( Periode letusan pertama ). Dan hutan purba dimana pohon ini tumbuh berada pada horizon hutan bawah. Dan tentu saja proses pengendapanny tidak lepas dari pengaruh banjir pantai dengan batupasir tufan sebagai bukti. Endapan Laut yang jelas tersingkap dapat kita temukan di Teluk Gedang. Merupakan Satuan Batugamping yang mengandung fosil brachiopoda, gastropoda, fusulina dan polen. Endapan ini terbentuk pada Peride letusan kedua dan menjari dengan endapan piroklastik yang mengandung sisa tumbuhan terbakar. Pada periode letusan ke-tiga dan ke-empat, endapan piroklastik yang terbentuk berupa tuf rioit dan dasit yang banyak tersingkap disepanjang rute tersebut. Satuan aliran Lava Basalt muncul pada periode letusan ke-lima. Singkapan ini muncul didaerah muara Sungai Karing. Banyak ditemukan Fosil Pangkal Pohon yang berada pada Horizon Hutan Menengah.
Proses Geologi yang ada dilokasi ini, menjadi begitu menarik untuk dilakukan riset yang lebih detil. Karena masih banyak menyimpan cerita tentang sejarah Bumi.(*)

Tari Rentak Kudo (Kerinci)

Tari Rentak Kudo

JAMBI - Tari Rentak Kudo (Rentak Kuda) adalah tari tradisional kerakyatan dari daerah Kerinci, tepatnya berasal dari daerah Hamparan Rawang sejak tahun 1970. 
Tari ini juga termasuk jenis tari pergaulan tidak memandang kedudukan maupun strata sosial. Tari ini dilakukan oleh masyarakat Kerinci awalnya sebagai hiburan pada acara pesta pernikahan, namun  saat ini berkembang sebagai tari di berbagai acara seperti acara-acara kenduri adat atau yang lainnya.

Tari ini termasuk kedalam jenis tari masal, karena disamping penari, penonton juga di ajak ikut menari bersama-sama. Usia penari pun tidak di tentukan ada yang tua dan muda semua ikut menari.
Adapun unsur-unsur pendukung tari ini adalah:

Gerak : Adapun gerak tarinya di ambil dari gerakan pencak silat seperti: langkah tigo, merayap dan berseling.

Musik : Alat musik yang digunakan adalah rebana besar, yang di iringi oleh vokalis yang sering disebut dengan pengasuh. Adapun syair yang dinyanyikan berupa pantun-pantun lagu, yang disesuaikan dengan acaranya. Musik pada tarian ini berupa musik yang berirama rentak gembira. Semua penari, penonton, pemusik dan pengasuh secara spontanitas ikut menari.

Kostum : Tarian ini tidak memiliki kostum yang telah ditentukan, kostum yang digunakan adalah kostum yang digunakan oleh penari, penonton, dan pemusik saat acara tersebut berlangsung. Biasanya setiap kelompok tari memiliki kostum yang ditentukan sendiri.

Tari ini sangat digemari oleh masyarakat Kerinci, oleh karena itu tari Rentak Kudo ini, telah berkembang hampir seluruh Kecamatan yang ada di Kerinci, seperti : Kecamatan Hamparan Rawang, Sungai Penuh, Air Hangat, Air Hangat Timur, Depati Tujuh, dan Gunung Kerinci.(*)


Djambe Istilah Awal Nama Kota Jambi

Candi Muara Takus

JAMBI - Nama Jambi diambil dari istilah "DJAMBE " (sebutan untuk sejenis pohon pinang dalam bahasa Jawa). Istilah ini kemudian berubah menjadi "DJAMBI".

Dan karena ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, nama Djambe berubah menjadi JAMBI. Kemudian nama ini resmi dipakai sebagai nama tempat, seperti Keresidenan Jambi, Propinsi Jambi dan Kota Jambi.

Provinsi Jambi secara resmi menjadi provinsi pada tahun 1958, berdasarkan pada Undang-undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 juni 1958.

Ibu Kota : Jambi

Letak : 0ยบ 45’ – 2O 45’ Lintang Selatan antara 101 O 10’ – 104O 44’ Bujur Timur.
Luas : 53.435,72

Jumlah Penduduk : 446.872 jiwa (2005)

Berbatasan : Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan dan Lautan Pasific, pada alur lalu lintas Internasional dan Regional.

Bahasa Daerah : Indonesia, Melayu, Jawa(*)

Masjid Agung Al Falah (Masjid 1000 Tiang)


JAMBI - Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang. Hal ini dikarenakan uniknya bangunan masjid ini. Masjid dipenuhi dengan tiang penyangga tanpa dinding sehingga sirkulasi udara dan cahaya bisa berjalan lancar. Meskipun dijuluki Masjid Seribu Tiang, jumlah tiang yang ada sebenarnya hanya 256 buah saja.


Masjid Agung Al Falah dibangun dalam waktu sembilan tahun yaitu antara tahun 1971 sampai dengan tahun 1980. Tempat wisata budaya ini mampu menampung sampai 10.000 orang jamaah. Masjid yang tidak mempunyai pintu dan jendela ini berada di Jalan Sultan Thaha Nomor 60, Legok, Kecamatan Telanaipura.(*)

Danau Gunung 7 Kerinci : Danau Yang Penuh Pesona dan Misteri



JAMBI - Danau Gunung Tujuh adalah danau yang indah dan unik di Indonesia. Danau ini berada di puncak Gunung Tujuh dan menjadi salah satu danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara dengan luas sekira 960 hektar, panjang 4,5 km, serta lebar 3 km. Ketinggian danau tersebut sekira 1,950 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Karena letaknya di atas gunung, menjadikan suasana danau masih asri dan alami. Udara segar, panorama hijau, dan air danau yang jernih menyuguhkan keindahan yang mampu membuat Anda betah untuk berlama-lama menikmati pemandangannya. Selain sebagai tempat melepas penat dan bersantai, danau ini juga digunakan sebagai sumber mata pencaharian nelayan setempat.

Danau Gunung Tujuh adalah danau vulkanik nan menawan yang tercipta karena proses letusan gunung api yaitu Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci. Letusan gunung tersebut menyebabkan terbentuknya sebuah kawah besar yang kemudian terisi oleh air hujan sehingga membentuk sebuah danau. Danau Gunung Tujuh mengaliri beberapa sungai di Jambi, salah satu alirannya bermuara di Sungai Batanghari.

Danau gunung tujuh memiliki luas sekira 12.000 m² dan termasuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Semblat sehingga di sini Anda berkesempatan untuk mendakinya selepas mengunjungi danau ini.

Dinamai Danau Gunung Tujuh karena dikelilingi tujuh puncak gunung di sekitarnya. Gunung-gunung tersebut, yaitu: Gunung Hulu Tebo (2.525 meter), Gunung Hulu Sangir (2.330 m), Gunung Madura Besi (2.418 m), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 m), Gunung Selasih (2.230 m), Gunung Jar Panggang (2.469 m), dan Gunung Tujuh (2.735 m).


Keberadaan danau ini beriring dengan cerita legenda masyarakat setempat sebagai tempat berdiamnya kekuatan supranatural dari dua mahluk halus yang menjaganya yaitu Lbei Sakti dan Saleh Sri Menanti dengan pengikutnya yang berwujud harimau. Penuturan lain menceritakan bahwa danau ini dihuni sepasang naga. Naga jantan menghuni danau dan naga betina menghuni hulu sungainya. Masyarakat Kerinci mengenali Danau Gunung Tujuh sebagai Danau Sakti. Hal tersebut dikaitkan dengan air danau yang senantiasa bersih dimana dedaunan yang jatuh dari pohon di sekitar danau tidak nampak di airnya. Sering pula diceritakan terjadi perubahan cuaca secara tiba-tiba di danau ini. Sebagian warga sekitar menyebutnya danau ini dengan nama Danau Para Dewa yang menyimpan pesona sekaligus misteri.(*)

Tari Sekapur Sirih, Tarian Adat Orang jambi


JAMBI - Tari Sekapur Sirih merupakan kesenian tari selamat datang yang diperuntukan kepada tamu-tamu besar. Tarian sekapur sirih berasal dari Provinsi Jambi dan Riau. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA. Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka.

Penari Dan Gerakan Dalam Tarian

Jumlah penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua belas penari tersebut satu orang bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari. Gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, berhias (memasang cincin, gelang, anting, serta bedak gincu dan calak), gerakan putar setengah, putar penuh menjadi bagian dari tarian ini. Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level rendah dan sedang sedangkan pola lantai yang dimainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Gerakan tarian ini terdiri dari sembah tari, yaitu tangan diangkat di atas bahu. Kemudian penari akan melakukansembah tamu, yaitu gerakan tangan yang mengangkat tangan ke atas dada. Setelah itu penyerah siri melakukan pose setengah jongkok dan setengah berdiri untuk tarian yang dilakukan di luar rumah, sementara itu gerakan lantai dilakukan untuk tarian yang dilakukan di dalam rumah.

Properti
  1. Cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih.
  2. Payung.
  3. Keris.
Pakaian
  • Berupa baju kurung yaitu baju adat Jambi.
Iringan Musik
  1. Biola
  2. Gambus
  3. Akordion
  4. Rebana
  5. Gong
  6. Gendang


Srikaya & Gandus (Kue Khas Jambi)


JAMBI - Salah satu kue yang paling disuka warga Jambi adaalah kue gandus. Bahan gandus dari tepung beras, sagu,santan dan daun. Bumbunya, bawang putih dihaluskan, cabe dipotong-potong kecil dan santan diaduk. Setelah bahan dicampur lalu tambah garam. Untuk mencetaknya ada dua macam, satu cetakan bulat ada juga yang ditaruh dalam loyang dan dikukus selama 10 menit. Setelah matang, kemudian dipotong-potong. Sebelum disiapkan kue dihias dulu atasnya dengan taburan udang, ebi, ayam, daging giling atau abon ikan. Soal rasa, tak perlu ditanya. Legit dan gurih seperti bubur ayam. Legit karena ada campuran tepung beras.

Sedangkan kue Srikaya terbuat dari bahan dasar tape. Dalam pembuatannya tape dicampur dengan santan, kemudian diberi perwarna hijau sekali pengharum daun pandan. Penyedap rasa ditambahkan gula dan rempah-rempah. Kemudian semua bahan di aduk hingga rata kemudian adonan diletakan pada beberapa mangkuk daun terpisah yang terbuat dari daun pisang. Selanjutanya adonan dalam mangkuk daun pisang ini di kukus hingga matang.(*)

Kabupaten Tebo


JAMBI -Kabupaten Tebo adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini berasal dari hasil pemekaran Kabupaten Bungo Tebo, tanggal 12 Oktober 1999.

Sejarah Perkembangan Kabupaten Tebo


Semangat reformasi tahun 1998 yang terjadi di Indonesia memberi dampak yang besar pada pemerintahan Provinsi Jambi, baik pada lembaga eksekutif maupun legislatifnya. Dalam hubungan itu Pemerintah Provinsi Jambi melalui Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi Nomor 135/2465/Pem Tahun 1999 memprogramkan Rencana Pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II. Dengan terbitnya Surat Gubernur Jambi tersebut ditindaklanjuti oleh Bupati Bungo Tebo, Drs. H. Sofian Ali, dengan menerbitkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 669 Tahun 1999 tentang Tim Pelaksanaan Penerapan Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Bungo Tebo. Hal yang sama didukung pula oleh DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bungo Tebo Nomor 170/271/1999 tanggal 21 Mei 1999.

Pemerintahan Kabupaten Tebo

Masa Bhakti Bupati Tebo Carateker (12 Oktober 1999-24 Mei 2001)

Drs. H.A. Madjid Mu’az, MM dilantik sebagai sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Tebo oleh Menteri Dalam Negeri Ad Interim di Jakarta. Tanggal 18 Oktober 1999 dilaksanakan acara pengantar tugas Bupati Tebo oleh Gubernur Jambi yang diwakili Wakil Gubernur Drs.H. Hasyip Kalimudian Syam, MM, yang diselengggarakan di Kantor Camat Muara Tebo pada tanggal 12 Oktober 1999

Masa Bakti Bupati Tebo Periode 2001-2006

Pada tanggal 16 Desember 2000 berdasarkan Surat Gubernur Jambi atas nama Presiden RI Nomor 483 Tahun 2000 sebanyak 30 orang anggota DPRD Kabupaten Tebo diambil sumpah atau janjinya oleh Ketua Pengadilan Negeri Muara Bungo, Sjofian Muchammad, SH. Sidang pleno DPRD kabupaten Tebo pada tanggal 9 Mei 2001 memilih pasangan Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Drs. H. Helmi Abdullah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo untuk periode 2001 – 2006. Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM dan Drs. H. Helmi Abdullah dilantik oleh oleh Gubernur Jambi Drs.H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Presiden pada tanggal 25 Mei 2001.

Masa Bakti Bupati Kabupaten Tebo periode 2006-2011

Pemilihan bupati dan wakil bupati untuk periode 2006 -2011 dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pilkada secara langsung untuk pertama kalinya di Kabupaten Tebo dilaksanakan pada tanggal 25 April 2006.

Pelaksanaan pilkada tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat dimana suara sah mencapai 83,45%. Dalam pilkada tersebut, Drs.H.A. Madjid Mu'az, MM yang berpasangan dengan Sukandar, S.Kom, memperoleh suara 47,50%, mengalahkan tiga pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati lainnya.

Pada tanggal 12 Juni 2006, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tebo terpilih, Drs.H.A.Madjid Mu'az, MM dan Sukandar, S.Kom, dilantik oleh Gubernur Jambi Drs. H. Zulkifli Nurdin, MBA atas nama Menteri Dalam Negeri di Aula Kantor DPRD Kabupaten Tebo.

Masa Bakti PJ Bupati Kabupaten Tebo (20 Juni 2011 – 27 Agustus 2011)

Proses Pemilukada yang menghabiskan waktu yang relatif lama, menyebabkan terjadinya kekosongan jabatan bupati, agar roda pemerintahan tetap berjalan, Gubernur Jambi menunjuk Ir. H. Haviz Husaini, MM sebagai Penjabat Bupati Kabuapten Tebo yang dilantik pada tanggal 20 Juni 2011 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.15-472 Tahun 2011 tentang pengesahan pemberhentian Bupati Tebo dan Pengangkatan Penjabat Bupati Tebo Provinsi Jambi tertanggal 16 Juni 2011. Sebelumnya, Gubernur Jambi menunjuk H. Abdullah SH, MM menjadi Pelaksana Harian (Plh) Bupati Tebo.

Masa Bakti Bupati Kabupaten Tebo periode 2011 – 2016

Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Tebo untuk periode 2011- 2016 dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2011 yang diikuti oleh 3 pasang kandidat yaitu H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM, H. Ridham Priskap, SH, MH,MM- Eko Putra HS, SH, M.Si dan Yopi muthalib, BBA, MBA - Ir. H. Sri Saptoedi, MTP. Dalam Pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Tebo tersebut pasangan H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Tebo periode 2011 – 2016.

Pada tanggal 27 Agustus 2011, Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM atas nama Menteri Dalam Negeri RI melantik pasangan H. Sukandar, S.Kom, M.Si – Hamdi, S.Sos, MM menjadi bupati dan wakil bupati Tebo periode 2011 – 2016 di gedung DPRD Kabupaten Tebo.(*)

Ini Pola Pendidikan dan Metode Pembelajaran Pesantren

Ponpes Alhidayah Jambi / Harianjambi.com

JAMBI - Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat Ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional. Para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.

Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kata pondok mungkin berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel.

Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal. Dimana seorang Kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.

Wakil Direktur Pimpinan Pondok Pesantren PKP  Al-Hidayah Kota Jambi, M Sami  mejelaskan, pesantren atau ma’had  bertujuan untuk mengkader para ulama sehingga fokus pembelajarannya lebih ke agama.

Lulusannya nantinya akan mengantikan ulama-ulama terdahulu. Pesantren yang mengajarkan kitab-kibab klasik seperti kitab kuning yang semuanya berbasaha arab. Dengan demikian ketika siswa dapat menguasai dan membaca bahasa arab nantinya akan mudah untuk mempelajari ilmu agama.

“Dengan menguasi kitab bahasa arab maka anak dapat menguasai pelajaran agama dengan mudah," ungkapnya.

Di Pesantren PKP Al-hidayah tidak hanya mengajarkan Agama kepada siswanya. Namun juga mengajarkan pelajaran umum, agar nantinya selain siswa berwawasan agama juga diharapkan siswa punya wawasan umum.

Pondok Karya Pembangunan Al Hidayah Jambi pertama sekali dipelopori  Prof Dr Sulaiman Abdullah. Pada awal pendiriannya pondok PKP Al-Hidayah seratus persen siswa  diajarkan ilmu agama tampa ada yang umum. Di PKP Al-hidayah pedidikannya dari bawah seperti, PAUD, TK, SD, MTS, MA.

PKP Al-hidah merupakan Ponpes Modern yang juga tidak meninggalkan yang salafi. “Jadi pesantern kita adalah kombinasi antara modern dan salfi. Namun yang eks lebih kepada modren. Pondok pesantren PKP Al-hidayah didirikan  Gubernur Jambi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 226 Tahun 1983 tanggal 14 Juni 1983 sebagai lembaga pendidikan agama guna mempersiapkan kader-kader pembangunan di daerah Jambi, yang berilmu, beramal, bertaqwa, dan terampil,” katanya.

Sistem dan metode pengajaran serta kurikulum mengacu pada Pondok Pesantren Modern perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga mampu menjawab dan menunjang proses pembangunan serta kepentingan umat Islam.

Pondok Pesantren Modern Al Hidayah terletak di tengah-tengah pemukiman masyarakat, lokasi ini sangat strategis, mengingat bahwa Pondok Pesantren ini langsung berhadapan dengan masyarakat yang memang mengharapkan adanya sebuah lembaga pendidikan yang bercirikan khas ke-Islaman yang diharapkan mampu menjadi sebuah pusat pengembangan dan penyiaran agama Islam. “Pondok pesantren sebagai benteng agama untuk masa depan," tegasnya.

Selaras dengan perkembangan zaman, Pondok Pesantren Modern Al Hidayah mulai tahun 1999 dilengkapi dengan program keterampilan. Dengan demikian terbentuklah kurikulum ekstra plus dengan tiga cabang keterampilan yaitu, Keterampilan Pertanian Terpadu, Keterampilan Tata Busana, Keterampilan Elektronika, Keterampilan Perbengkelan Motor.

“Setelah tamat dari sini anak-anak  suda di bekali dengan berbagai keterampilan," katanya.

Di PKP Al-Hidayah menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa ingris. Bahasa arab diperdalam ketika siswa ingin melanjutkan pendidikannya. Agamanya ke luar negeri ke Timur Tengah misalnya.

Para siswa telah mempunyai modal bahasa arab. Ketika mereka memilih pendidikan umum mereka para siswa juga telah mempunyai ilmu umum dan telah memahami bahasa inggris untuk mempermudah komunikasi mereka jika mereka melanjutkan pendidikannya di luar negri.

“Dengan kemampuan dua bahasa yang di miliki anak-anak di pondok pesantren PKP Al-hidayah ini. Dapat mempermuda mereka dalam memelih perguruan tinggi yang mereka inginkan," ujarnya.

Metode pengajaran yang diterapkan untuk formal sama seperti sekolah biasa, belajar dari pagi sampai siang dan yang ekstra ada bimbingan kelompok yang dilakukan secara fokus. Nantinya diharapkan siswa yang suda mengerti bisa mengajarkan kepada teman-temanya.

Dengan cara memilih kelompok-kelompok, dan meberikan materi dengan targetan anak-anak dapat menguasai materi yang diberikan. Seperti pembingan saind, mipa, klup bahasa arab dan kelompok bahasa ingris. Sehingga dari kelompok-kelompok itu nanti akan dipersiapkan untuk diperlombakan.

Prof Dr Lias Hasibuan MA, selaku pakar kurikulum mengatakan, kurikulum itu menyangkut semua kegiatan yang ada oleh lembaga pendidikan. Dari pelajaran ekstra sampai yang lainya.

Seperti usaha dari suatu lembaga pendidikan untuk membuat anak untuk belajar dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Pelajaran ekstra yang ada di PKP Al-Hidayah merupaka bagian dari pembangunan pondok itu. Hal itu bertujuan untuk menciptakan siswa mandiri yang di tunjang dengan keterampilan. “Dengan kurikulum plus siswa dapat hidup mandiri," katanya.

Pada dasarnya Al-hidaya itu kan bukan negeri karena Al-hidayah berkeinginan untuk mencetak para ulama yang kemudian diseberkan ke berbagai pedesaan. Guna memenuhi ulama yang telah berguguran maka pemda peduli dengan hal itu lalu mendirikan podok pesantren itu. Jadi dengan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membuat siswa hidup dengan mandiri nantinya setelah hidup ditengah-tengah masyarakat.


“Dengan pempunyai keterampilan yang telah didapatkan di lembaga pendidikan akan memudahkan siswa dalam menjalankan kehidupannya setelah selesai dari pendidikannya,"katanya. (*)

Sumber : harianjambi.com
Moehardian

Translate